Jumat, 31 Juli 2015

Catatan beragama

Sejatinya manusia tidak pernah terlahir dengan suatu keyakinan tertentu,seorang manusia bisa bragama A atau B dikarenakan faktor keluarga/garis keturunan juga faktor lingkungan yang menutrisi sebuah dogma tumbuh subur di dalam dirinya,kebanyakan theis selalu berfikir bahwa keyakinan yang dia anut sudah ada dan mendarah daging didalam nadi nya sebelum mereka terlahir didunia,tanpa pernah berfikir bahwa sesungguhnya seorang bayi yang lahir tak ubah nya seperti sebuah kotak kosong yang kemudian di jejali segala bentuk doktrin atas keyakinan orang tuanya.

Pernahkah terpikir di benak kita apabila kita di takdirkan terlahir di keluarga yang berbeda keyakinan dengan keyakinan yang kita yakini sekarang?apakah kita akan tetap membela kebenaran ideologi tersebut?apakah pertumpahan darah menjadi sesuatu yang realistis untuk mempertahankan nya?apakah toleransi menjadi suatu hal yang agung apabila ego merasa paling benar selalu memeluk pola pikir kita selama ini?

Kurang lebih 4.200 jenis agama yang tersebar di seluruh dunia dan didalamnya saling mengklaim bahwa ajarannya lah yang paling benar,agama kian bermetafora dari bentuk kesadaran yang mengajarkan moralitas menjadi satu bentuk kehidupan sosial dan tradisi yang menjadi unsur penyebab konflik,ada nya saling mengklaim atas ajaran agama menjadi dasar pertikaian yang tidak pernah berujung selama ribuan tahun,semua theis  akan selalu mempertahankan kebenaran ideologi nya walaupun harus di bayar oleh peperangan dan nyawa.

Suatu negara pun tak luput dengan adanya  pengkategorian pemeluk agama mayoritas dan pemeluk agama minoritas bahkan ideologi beragama dijadikan komoditas dalam berpolitik demi untuk mencari dukungan dan kekuasaan, Agama seakan seperti mata uang yang mempunyai  dua sisi yang berbeda bagai pisau yang siap menghujam setiap orang yang menentang ideologi nya.


.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar